Halo semuanya !!!
Ini adalah postingan kedua saya. Saya akan mempersembahkan sebuah cerpen dari teman saya, Fattah Husna. Semoga cerpen ini bermanfaat dan bisa menjadi penyemangat untuk kalian semua. Amin! Langsung saja kita simak cerpennya...
Hidup atau Mati
Bel panjang yang
ditunggu para siswa sudah terdengar, semua bergegas pulang seakan tak sabar
ingin sampai kerumah masing masing. Kebetulan rumahku agak jauh dari
sekolah, berjarak sekitar 17km, aku naik motor dengan cepat karena hari ini
adalah hari Sabtu, hari dimana ekstarkulikuler “PMR” dilaksanakan. Tak afdol
rasanya jika sebagai ketua,duta sekaligus pemenang lomba 1 di Inggris aku
terlambat datang, ekstrakulikuler dilaksanakan pukul 14.00 WIB sedangkan aku
pulang pukul 13.00. Aku dirumah hanya makan, solat dan berganti seragam, aku
berangkat pukul 13.30 dan tak lupa untuk mencium tangan Bu Walidah
“Hati2 dijalan nak, tak usah tergesa-gesa”dan
Pak Remijoyo yang selalu memberiku uang saku.
Seperti
tadi, aku naik motor dengan kecepatan 63km, aku sudah meninggalkan rumah
sekitar 14km aku melihat tak jauh dari pandangan mataku ada sekumpulan warga di
pinggir jalan, aku berhenti ternyata ada kecelakaan , temanku yang bernama
Galabu .Dia adalah anggota “PMR” ku, aku bimbang ingin melanjutkan perjalanan
atau menolong temanku ini karena
disekolahku ada sambutan dari Bapak Gubernur
dan disini sudah ada warga yang menolong, aku langsung mendakati Galabu
dan memberikan pertolongan pertama kepada dia, dengan setengah sadar dia hanya
berkata
“ Terimakasih kawan”
“Sama-sama”
Tak lama ada ambulan datang semua warga memberi jalan pada petugas ambulan tersebut. Salah satu dari mereka berkata, di baju sebelah saku kanan bertuliskan Sulaya
“Astagfirullah, ayo segera angkat, kamu yang berseragam PMR ikut”
“ Iya Pak”
“Tadi kejadiannya bagaimana?”
“Saya tidak tau pak, karena saya datang temanku ini sudah dikerumuni warga”
Semua terdiam melihatku, tak lama kemudian sudah sampai di tempat parkir rumah sakit tetapi aku kaget temanku sudah tidak bernyawa. Mengapa aku sebagai duta sekaligus pemenang kejuaraan di Inggrist tak bisa mengatasi masalah seperti ini, apakah semua yang kuraih selama ini hanya palsu belaka?
“ Terimakasih kawan”
“Sama-sama”
Tak lama ada ambulan datang semua warga memberi jalan pada petugas ambulan tersebut. Salah satu dari mereka berkata, di baju sebelah saku kanan bertuliskan Sulaya
“Astagfirullah, ayo segera angkat, kamu yang berseragam PMR ikut”
“ Iya Pak”
“Tadi kejadiannya bagaimana?”
“Saya tidak tau pak, karena saya datang temanku ini sudah dikerumuni warga”
Semua terdiam melihatku, tak lama kemudian sudah sampai di tempat parkir rumah sakit tetapi aku kaget temanku sudah tidak bernyawa. Mengapa aku sebagai duta sekaligus pemenang kejuaraan di Inggrist tak bisa mengatasi masalah seperti ini, apakah semua yang kuraih selama ini hanya palsu belaka?
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar